Search This Blog

Saturday, January 28, 2006

21 Good Advices

1. Give people more than they expect and do it cheerfully.
2. Marry a man/woman you love to talk to. As you get older, their conversational kills will be as important as any other.
3. Don't believe all you hear, spend all you have or sleep all you want
4. When you say, "I love you," mean it.
5. When you say, "I'm sorry," look the person in the eye.
6. Be engaged at least six months before you get married.
7. Believe in love at first sight.
8. Never laugh at anyone's dreams. People who don't have dreams don't have much.
9. Love deeply and passionately. You might get hurt but it's the only way to live life completely.
10. In disagreements, fight fairly. No name calling.
11. Don't judge people by their relatives.
12. Talk slowly but think quickly.
13. When someone asks you a question you don't want to answer, smile and ask, "Why do you want to know?"
14. Remember that great love and great achievements involve great risk.
15. Say "bless you" when you hear someone sneeze.
16. When you lose, don't lose the lesson
17. Remember the three R's: Respect for self; Respect for others; and responsibility for all your actions.
18. Don't let a little dispute injure a great friendship.
19. When you realize you've made a mistake, take immediate steps to correct it.
20. Smile when picking up the phone. The caller will hear it in your voice.
21. Spend some time alone.

Tuesday, January 24, 2006

Senyumlah! Dan Dunia akan tersenyum padamu..

Tahukah kamu bahwa senyum itu menular?

Menerimanya seperti terjangkit flu.


Hari ini seseorang tersenyum padaku,

dan aku balas tersenyum juga.


Di pojok ruangan seseorang melihatku tersenyum

dan ia mulai tersenyum pula.

Aku jadi sadar bahwa senyum dapat ditularkan.


Lalu aku memikirkan dan mengukur senyumku.

Senyum yang unik, seperti senyumku,

dapat menyebar ke seluruh dunia.


Jadi, kalau kamu merasa ingin tersenyum,

janganlah berusaha menghentikannya.


Marilah kita mulai menyebarkan wabah senyum sekarang juga,

hingga mempengaruhi seluruh dunia!

Tetaplah tersenyum dan kirimkan artikel ini pada para teman dan sahabatmu.


Lagi pula, bukankah setiap orang membutuhkan senyum?!!!

Monday, January 16, 2006

WANITA LAIN

Setelah menikah selama dua puluh satu tahun akhirnya kutemukan cara untuk menjaga agar cahaya cinta tetap bersinar.
Beberapa waktu yang lalu, aku keluar bersama wanita yang lain dari biasanya. Gagasan itu justru dari istriku sendiri.

"Aku yakin kau akan mencintainya," kata istriku.

"Tapi aku mencintaimu," protesku.

"Aku tahu itu, tapi kau juga akan mencintainya."

Sebenarnya wanita yang dimaksud istriku tidak lain adalah ibuku sendiri yang telah menjanda selama 19 tahun. Tuntutan pekerjaan dan tiga anakku membuatku jarang mengunjunginya.

Malam itu aku menelepon untuk mengajaknya kencan makan malam dan nonton bioskop.

"Ada apa? Kau baik-baik saja, kan?" ibuku balik bertanya.

Ibuku termasuk tipe orang yang beranggapan bahwa telepon di larut malam dan undangan mendadak adalah pertanda berita buruk.

"Kupikir akan sangat menyenangkan melewatkan waktu bersama Ibu," jelasku. "Hanya kita berdua saja."

Dia berpikir sejenak lalu berkata, "Aku setuju dengan rencanamu itu."
Jumat itu, setelah kerja, aku meluncur ke rumahnya untuk menjemput. Aku sedikit gelisah. Sesampainya di sana, kuperhatikan dia juga agak salah tingkah. Dia memakai mantel, menunggu di depan pintu. Rambutnya dikeriting dan memakai baju yang dikenakannya di ulang tahun
perkawinannya yang terakhir. Dia tersenyum dengan wajah seberseri bidadari.

"Aku bercerita kepada teman-temanku bahwa aku kencan dengan anakku. Mereka terkesan," katanya sambil memasuki mobil. "Mereka tidak sabar menunggu cerita pertemuan kita ini."

Kami pergi ke restoran yang cukup baik dan nyaman. Ibuku menggandeng tanganku seakan-akan ia adalah istri seorang presiden. Setelah kami duduk, kubaca menu. Mata ibuku hanya bisa melihat tulisan yang tercetak dengan huruf besar.

Selama makan kuperhatikan ibu selalu menatapku. Senyuman nostalgia tersungging di bibirnya.

"Biasanya, aku yang selalu membacakan menu ketika kau masih kecil," kata ibu.

"Sekarang santailah, biar aku yang ganti membaca untuk membalas kebaikan ibu," jawabku.

Selama makan malam, kami terlibat dalam pembicaraan yg mengasyikkan.
Tidak ada yang istimewa, hanya tentang kejadian-kejadian terakhir dalam kehidupan kami berdua. Kami bicara banyak sampai lupa acara nonton film. Kemudian aku mengantarnya pulang.

"Aku akan keluar lagi bersamamu, tapi atas undanganku," kata ibuku. "Kalau kau setuju?"

Aku segera menyatakan persetujuanku.

Sesampainya di rumah, istriku bertanya, "Bagaimana acara makan malammu?"

"Sangat menyenangkan. Jauh lebih menyenangkan dari yang kubayangkan," jawabku.

Beberapa hari kemudian ibuku meninggal dunia karena serangan jantung.
Kejadian itu begitu mendadak sehingga aku tidak sempat berbuat apa-apa.
Kemudian aku menerima amplop ibuku yang berisi kwitansi tanda lunas dari sebuah rumah makan yang rencananya akan kami kunjungi berdua. Amplop itu juga berisi secarik surat yang berbunyi :

"Telah kubayar lunas. Mungkin aku tidak bisa ke sana bersamamu, tapi aku tetap membayar untuk dua orang: untukmu dan istrimu. Kau takkan pernah tahu arti malam itu bagiku. Aku mencintaimu."

Saat itu aku baru menyadari betapa pentingnya mengucapkan: "Aku Mencintaimu" dan memberi orang yang kita cintai waktu yang layak diterimanya.

Dalam hidup ini tak ada yang lebih penting dari Tuhan dan keluargamu.
Luangkan waktu yang layak bagi mereka karena hal itu tak dapat ditunda sampai waktu lain.
(Author Unknown)

Tuesday, January 03, 2006

Pikirkan sebelum mengeluh

Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali

Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum anda mengeluh tidak punya apa-apa,
Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta dijalanan.

Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk,
Pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk didalam hidupnya.

Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istri anda,
Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup

Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu,
Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat

Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu,
Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul

Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya,
Pikirkan tentang orang-orang yang tinggal dijalanan

Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir,
Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan kaki

Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu,
Pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda

Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain,
ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa...

Kita semua menjawab kepada Sang Pencipta.
Dan ketika kamu sedang bersedih dan hidupmu dalam kesusahan,
Tersenyum dan berterima kasihlah kepada Tuhan bahwa kamu masih hidup !

Life is a gift

Live it...

Enjoy it...

Celebrate it...

And fulfill it.

Sunday, January 01, 2006

Katakan Sekarang

Seorang penulis tak dikenal telah menuliskan kata-kata yang menggugah pikiran sebagai berikut:

Lebih baik kumiliki setangkai mawar mungil
Dari kebun seorang sahabat
Daripada memiliki bunga-bunga pilihan
Ketika hidupku di dunia harus berakhir.

Lebih baik mendengar kata-kata yang menyenangkan
Yang disampaikan dengan kebaikan kepadaku
Daripada pujian saat jantungku berhenti berdetak,
Dan hidupku berakhir.

Lebih baik kumiliki senyum penuh kasih
Dari sahabat-sahabat sejatiku
Daripada air mata di sekeliling peti jenazahku
Ketika pada dunia ini kuucapkan selamat tinggal.

Bawakan aku semua bungamu hari ini,
Entah merah muda, putih, atau merah;
Lebih baik kumiliki setangkai yang mekar saat ini
Daripada satu truk penuh ketika aku meninggal.


Mengingat hal-hal yang baik tentang kawan atau sanak keluarga yang telah meninggal pada upacara pemakaman mereka merupakan hal yang tepat, tetapi memberi pujian yang tulus ketika mereka masih hidup adalah jauh lebih baik.

Pujian itu mungkin merupakan peneguhan yang sangat mereka butuhkan.

Apakah Anda berutang ucapan terima kasih atau penghargaan kepada seseorang?

Jangan menundanya.
Katakan hari ini juga.
Besok mungkin sudah terlambat!

--Richard De Haan


Tak pernah terlalu awal untuk mengucapkan kata-kata yang baik Sebab anda tidak tahu seberapa cepat itu akan menjadi terlambat.