Search This Blog

Thursday, December 06, 2007

Setiap Hari Dalam Hidupmu adalah istimewa .....

Sahabatku membuka laci tempat istrinya menyimpan pakaian dalam dan membuka bungkusan berbahan sutra "Ini, ......", dia berkata,"Bukan bungkusan yang asing lagi".

Dia membuka kotak itu dan memandang pakaian dalam sutra serta kotaknya. "Istriku mendapatkan ini ketika pertama kali kami pergi ke New York, 8 atau 9 tahun yang lalu.

Dia tidak pernah mengeluarkan bungkusan ini. Karena menurut dia, hanya akan digunakan untuk kesempatan yang istimewa.

Dia melangkah dekat tempat tidur dan meletakkan bungkusan hadiah didekat pakaian yang dia pakai ketika pergi ke pemakaman.

Istrinya baru saja meninggal.

Dia menoleh padaku dan berkata :

"JANGAN PERNAH MENYIMPAN SESUATU UNTUK KESEMPATAN
ISTIMEWA, SETIAP HARI DALAM HIDUPMU ADALAH KESEMPATAN
YANG ISTIMEWA !"

Aku masih berpikir bahwa kata-kata itu akhirnya mengubah hidupku. Sekarang aku lebih banyak membaca dan mengurangi bersih-bersih. Aku duduk di sofa tanpa khawatir tentang apapun. Aku meluangkan waktu lebih banyak bersama keluargaku dan mengurangi waktu
bekerjaku.

Aku mengerti bahwa kehidupan seharusnya menjadi sumber pengalaman supaya bisa hidup, tidak semata-mata supaya bisa survive(bertahan hidup) saja.

Aku tidak berlama-lama menyimpan sesuatu. Aku menggunakan gelas-gelas kristal setiap hari. Aku akan mengenakan pakaian baru untuk pergi ke Supermarket, jika aku menyukainya. Aku tidak menyimpan parfum specialku untuk kesempatan istimewa, aku menggunakannya kemanapun aku menginginkannya.

Kata-kata "Suatu hari ....." dan "Satu saat nanti .."sudah lenyap dari kamusku. Jika dengan melihat, mendengar dan melakukan sesuatu ternyata bisa menjadi berharga, aku ingin melihat, mendengar atau melakukannya sekarang.

Aku ingin tahu apa yang dilakukan oleh istri temanku apabila dia tahu dia tidak akan ada di sana pagi berikutnya, ini yang tak seorangpun mampu mengatakannya.

Aku berpikir, dia mungkin sedang menelepon rekan-rekannya serta sahabat terdekatnya. Barangkali juga dia menelpon teman lama untuk berdamai atas perselisihan yang pernah mereka lakukan.
Aku suka berpikir bahwa dia mungkin pergi makan Martabak Spesial, makanan favoritnya.

Semua ini adalah hal-hal kecil yang mungkin akan aku sesali jika tak aku lakukan, jika aku tahu waktu sudah dekat.

Aku akan menyesalinya, karena aku tidak akan lebih lama lagi melihat teman-teman yang akan aku temui, juga surat-surat yang ingin aku tulis.

"Suatu hari nanti". Aku akan menyesal dan merasa sedih, karena aku tidak sempat mengatakan betapa aku mencintai orangtuaku, saudara-saudaraku dan teman2ku.

Sekarang, aku mencoba untuk tidak menunda atau menyimpan apapun yang bisa membuatku tertawa dan bisa membuatku menikmati hidup.
Dan, setiap pagi, aku berkata kepada diriku sendiri bahwa hari ini akan menjadi hari istimewa.

Setiap hari, setiap jam, setiap menit, adalah istimewa.

Apabila kamu mendapatkan pesan ini, itu karena seseorang peduli padamu, dan karena mungkin ada seseorang yang kamu pedulikan. Jika kamu terlalu sibuk untuk mengirimkan pesan ini kepada orang lain dan kamu berkata kepada dirimu sendiri bahwa kamu akan mengirimkannya "Suatu saat nanti", ingatlah bahwa "Suatu saat" itu sangat jauh ...Dan mungkin tidak akan pernah datang ..............

Saturday, December 01, 2007

Memaafkan semudah meminta maaf

Suatu hari raut wajah Rasulullah saw tampak berseri-seri. Tak lupa beliau menampakkan senyumnya sampai kelihatan kilau gigi putihnya. Maka Umar bertannya, ada apa gerangan ?

“Kulihat ada dua orang dari umatku yang mendatangi Allah ‘Azza wa Jalla. Yang satu berkata : “Ya Rabby hukumlah orang ini yang telah mengambil hak dan menganiayaku di dunia.” Lalu Allah memerintahkan kepada si zhalim tersebut agar mengembalikan haknya. “Ya Rabby”. Kata si zhalim, “aku tidak lagi memiliki simpanan perbuatan baik yang bisa menggantikan haknya.”
“Dia sudah tidak memiliki sisa-sisa perbuatan baik untuk menggantimu, lalu apa yang kau harapkan darinya ?” kata Allah kepada satunya.
“ Ya Rabby, pindahkan kepadanya dosa-dosaku. Biar dia yang memikulnya”. Katanya.

Tiba-tiba air mata Rasulullah membasahi pipinya karena mengenang hari-hari yang maha dahsyat itu. Beliau berkata , “Hari itu adalah hari-hari yang maha dahsyat, hari dimana setiap orang berusaha untuk melepaskan setiap beban dosa yang dipikulnya.”

Kemudian Allah berkata kepada si teraniaya, “Wahai Fulan, angkat pandanganmu dan lihatlah surga-surga yang tersedia.”

“ Ya Rabby, saya lihat negeri-negeri yang terbuat dari perak dan istana-istana dari emas yang terhias indah dengan mutiara-mutiara yang berkilauan, Apakah semua itu Engkau persiapkan untuk Nabi dan Rasul-Mu, para shiddiqin dan orang-orang yang syahid ? “
“Tidak” Kata Allah. “Semua itu Kusiapkan bagi siapa saja yang sanggup membelinya”.
“Siapakah mereka ya Rabby ?”
“Engkau juga mampu memilikinya”
“Bagaimana caranya? “
“Dengan mema’afkan saudaramu itu”
“Kalau begitu, aku maafkan dia ya Rabby”
“Ambilah tangan saudaramu itu dan masuklah kalian ke dalam surga yang Kujanjikan”.

Kemudian Nabi mengakhiri kisah ini dengan pesan sabdanya, “Bertaqwalah kamu kepada Allah dan berbuat baiklah dalam hubungan antar sesama. Sungguh Allah swt akan mendamaikan antara orang-orang yang beriman kelak pada hari kiamat”.